KENAPA HARUS PEMUDA ?
Kini 83 tahun sudah
perjalanan pemuda pemudi Indonesia berjuang demi kemajuan bangsa ini. Berbagai
tantangan telah dihadapi pemuda-pemudi bangsa ini. Perjuangan ini tidak akan
berakhir semenjak ikrar bersatunya pemuda
Indonesia 83 tahun lalu. Yaitu Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda adalah momen
penting bagi perubahan bangsa Indonesia. Generasi muda saat itu menjadi pelopor
persatuan nasional dalam simbol tanah air, kebangsaan, dan bahasa persatuan
melalui Sumpah Pemuda. Sejarah bangsa ini selalu diwarnai oleh pemuda sebagai
komponen utama. Pemuda memiliki semangat tinggi untuk melakukan perubahan. Pola
pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah bangsa membuat mereka
merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan tanah air menuju ke arah
yang lebih baik. Lalu, melihat realita sosial saat ini, apa yang bisa mereka
lakukan?.
Persaingan global yang
semakin kuat ditambah pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat ekonomi
kita semakin jauh tertinggal. Korupsi makin merajalela di negeri ini, tak luput
dari peran serta pemuda-pemudi yang keropos semangat kepemudaan untuk membangun
negeri. Tawuran pemuda antar kampong bermunculan di berbagai daerah, tawuran
mahasiswa diberbagai perguruan tinggi terjadi, tawuran antar siswa SMA terjadi
di sana-sini. Banyak generasi muda kita yang terjerumus ke dalam dunia narkoba,
serta banyaknya pemuda-pemudi terjerumus sex bebas sehingga banyak bermunculan
pemudi-pemudi bangsa ini hamil di luar nikah. Melihat kenyataan yang terjadi
saat ini, maka dibutuhkan sosok pemuda yang dapat melakukan akselerasi
perbaikan berbagai sisi kehidupan bangsa. Akselerasi tersebut dapat terwujud
melalui tindakan nyata dan peran yang dapat mereka berikan. Lalu, peran seperti
apakah yang dapat membawa kita menuju ke gerbang kesejahteraan ?.
Nampaknya bangsa ini telah
mengalami kemunduran akhlaq bagi pemimpin-pemimpin bangsa ini. Orang
menyebutnya terjadi krisis diberbagai dimensi. Krisis akhlaq, krisis
kepemimpinan, krisis moral, dsb. Merebaknya korupsi di negeri ini menunjukkan kepemimpinan
yang keropos akan semangat membangun negeri. Nampaknya segala sesuatu dimulai
dengan pemimpin-pemimpin berbagai organisasi politik, organisasi masa,
organisasi kepemudaan, bersatu dalam kelompoknya dimana tujuannya adalah
mementingkan kelompoknya agar tetap eksis untuk menguasai apa yang diinginkan
dan tetap berkuasa.
Dalam menata bangsa ini agar
tidak lebih terpuruk maka pemuda-pemudi harapan bangsa ini untuk lebih giat
mempersiapkan diri dengan berbagai kegiatan. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan
agar generasi penerus ini siap memimpin bangsa ini, seperti tetap tekun
menuntut ilmu di bangku sekolah dan di bangku kuliah ataupun tempat pendidikan
nonformal lainnya. Pemuda yang mempunyai bakat dan ketrampilan diberbagai
bidang agar lebih meningkatkan kemampuannya, seperti bidang olah raga, seni
budaya, bidang keilmuan seperti olimpiade matematika, fisika, biologi, kimia,
astronomi, kebumian, ekonomi, dll. Belajarlah bersikap kritis terhadap fenomena
perjalanan pemerintahan saat ini, jika terjadi gejala-gejala penyimpangan di
berbagai sisi, segera bangkitlah untuk memperbaikinya. Kebebasan mengemukakan
pendapat, berorasi, berdemonstrasi tetap diperkenankan namun tetap mengikuti
aturan-aturan/hukum yang berlaku di negeri ini.
Jadilah pemuda harapan bangsa. Jadilah pemuda yang penuh semangat untuk membangun negeri ini. Kelak anda yang akan menahkodai bangsa ini. Semua tergantung dari seberapa besar pengorbanan yang akan anda persembahkan bagi bangsa ini. Kita generasi yang lebih tua hanya bisa berharap semoga anda mampu memaksimalkan kinerja anda masing-masing untuk memajukan bangsa ini. Memberi semangat dan membantu dalam bentuk do’a.
Tetaplah bersatu pemuda
bangsa ini dan bersumpahlah seperti yang dilakukan pemuda-pemudi bangsa ini 83
tahun lalu :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, TanahIndonesia. (Kami Putra dan Putri
Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDUA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri
Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri
Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).